BeliPada Zaman Dahulu Kala Online terdekat di Jakarta Barat berkualitas dengan harga murah terbaru 2021 di Tokopedia! Pembayaran mudah, pengiriman cepat & bisa cicil 0%. Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo

Ciri umum yang selalu disebut-sebut pada masyarakat Arab, suku Quraisy, ketika Nabi Muhammad mulai diutus memperkenalkan ajaran Islam adalah jahiliyah. Kata jahiliyah artinya adalah bodoh. Nabi Muhammad diutus di tengah masyarakat itu oleh karena kebodohannya. Bukan disebut nakal, tetapi adalah bodoh. Bodoh lawan katanya adalah pintar, cerdik, atau cerdas. Disebut bodoh oleh karena tidak mampu mengunakan akal atau pikirannya. Diajari tidak nyambung, diberi sesuatu menolak, diberi nasehat tidak mau mendengarkan, Sesuatu yang penting diangap tidak ada gunanya, dan sebaliknya, sesuatu yang tidak ada gunanya dianggap penting. Oleh karena kebodohannya itu, patung buatannya sendiri dianggap tuhannya. Anak perempuan sebagai penerus keturunannya dianggap rendah, tidak ada gunanya, dan bahkan mendatangkan rasa malu. Wanita termasuk ibunya sendiri dianggap sekedar sebagai harta dan boleh diwaris. Maka, harkat dan martabat manusia tidak dihargai. Selain itu, oleh karena kebodohannya itu pula, manusia dirampas kehormatannya, dijadikan budak, dan diperdagangkan. Seseorang tatkala dijadikan budak, maka diperlakukan apapun sesuai dengan kemauan pemiliknya. Ketika itu ada jual beli manusia atau budak, bahkan di juga terdapat pasar manusia. Antar kabilah atau suku saling bersaing, perang, dan juga beradu kekuatan. Siapa yang kuat, merekalah pemenangnya. Kehidupan manusia, pada zaman jahiliyah tidak ubahnya kehidupan binatang. Beradu kekuatan dianggap hal biasa. Itulah sebabnya masyarakat Arab, suku Quraisy, ketika itu disebuit sebagai masyarakat bodoh atau jahiliyah. Berbeda dengan zaman jahiliyah, masyarakat sekarang ini menamakan dirinya modern, beradab, menghargai harkat dan martabat manusia. Kebodohan dianggap sudah hilang, atau masa lalu. Antar manusia sudah saling memahami, menghormati, menjalin kasih sayang, dan bertolong menolong. Siapa saja yang menggangu kehormatan seseorang, maka diadi atas dasar hukum yang berlaku. Namun pertanyaannya adalah, apakah sebenarnya pada masyarakat modern, ciri kebodohan atau jahiliyah sebagaimana dikemukakan itu sudah berhasil dihilangkan. Mari kita lihat melalui gambaran singkat berikut. Pada masyarakat modern setelah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka antar negara juga ternyata saling berlomba kekuatan, baik lewat ekonomi, politik, dan bahkan juga persenjataan. Alat-alat modern yang berfungsi untuk menghancurkan kekuatan musuh, ternyata semakin dahsyat. Jika peperangan pada zaman jahiliyah Arab dahulu hanya menggunakan panah, tombak, dan pedang, maka sekarang ini negara-negara maju menggunakan peralatan yang amat canggih, berupa bom atau nuklir yang memiliki daya pemusnah yang amat dahsyat. Hanya dalam hitungan detik, sebuah kota besar bisa dibikin hancur tidak tersisa. Jika pada masa jahiliyah manusia diperdagangkan, harkat dan martabat wanita tidak dihargai, maka pada zaman modern sekarang ini, masing-masing kita bisa melihat sendiri. Perempuan dijual belikan, bagaikan barang atau bahkan binatang, untuk memuaskan nafsu yang tidak terkendali. Jual beli perempuan, juga diiklankan bagaikan memasarkan barang dagangan lainnya. Lebih dahsyat lagi, binatang tatkala mengembangkan keturunannya tidak melakukan kesalahan. Binatang berjenis kelamin jantan melakukan seks dengan betina. Seks di kalangan binatang tidak ada yang antar sejenis, tetapi justru manusia ada yang melakukan hal itu. Homoseks dijadikan perbincangan untuk dilegalkan. Demikian pula, obat-obatan terlarang, diperjual belikan. Belum lagi kejahatan itu berupa korupsi, manipulasi, kong kalikong, bahkan juga pembunuhan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau keselamatan dirinya. Merenungkan gambaran tersebut, maka di zaman modern seperti sekarang pun, ciri-ciri jahiliyah ternyata justru lebih tampak, dan bahkan kekuatan perusaknya jauh lebih dahsyat. Mungkin jika dibandingkan, keadaan di zaman modern ini akan lebih jahiliyah dibanding masyarakat jahiliyah suku Quraisy zaman dahulu. Akhirnya, memperhatikan hal itu, sementara orang bertanya, bagaimana mengatasi jahiliyah modern itu. Jawaban itu kiranya sederhana saja, yaitu perbaikilah akhlaknya. Jalan selainnya, tidak mungkin. Wallahu a'lam

Sejak zaman dahulu kala semua bangsa melebur satu di Makkah. Di sana tidak ada lagi Arab, Persia, Turki, Melayu, Jawa, Negro, Kurdi, Berber, Mongol, Cina, India, dan lain sebagainya. Syiah, Suni, NU, Muhamadiyah atau SI. Semua tidak lagi jadi perhitungan. Yang penting kalau berhaji di Makkah mereka mabrur,''ujarnya lagi.

Bangsa Arab sebelum Islam datang disebut dengan Arab Jahiliyah. Ilustrasi bangsa Arab pra Isla. JAKARTA – Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab kerap menampakkan budaya-budaya tidak baik dan dikenal dengan sebutan jahiliyah. Pertumbuhan kejahilan ini tidak diisi dengan keterisian akhlak. Dalam buku Akhlak Tasawuf karya Abuddin Nata dijelaskan, bangsa Arab di zaman jahiliyah tidak memiliki ahli filsafat yang mengajak pada aliran paham tertentu. Hal itu sebagaimana berbeda yang dijumpai pada bangsa Yunani dan Romawi. Tidak adanya ahli filsafat pada masa itu disebabkan tidak berkembangnya kegiatan ilmiah di kalangan masyarakat Arab. Pada masa itu, bangsa Arab hanya mempunyai ahli hikmah dan ahli syair. Di dalam kata-kata hikmah dan syair tersebut, dapat dijumpai ajaran yang memerintahkan agar berbuat baik dan menjauhi keburukan. Mendorong pada perbuatan yang utama dan menjauhi dari perbuatan yang tercela dan hina. Hal yang dikemukakan misalnya terlihat pada kata-kata hikmah yang dikemukakan Luqmanul Hakim, Aktsam bin Shaifi, dan pada syair yang dikarang oleh Zuhair bin Abi Sulma, hingga Hakim Al-Thai. Masa jahiliyah bangsa Arab tentunya berbeda setelah Islam menyapa. Ajaran akhlak pada masa Islam menemukan bentuknya yang sempurna. Dengan titik pangkalnya kepada Allah dan akal manusia. Agama Islam pada intinya mengajak manusia agar percaya kepada Allah SWT dan mengakui bahwa Dia-lah Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pelindung, Pemberi Rahmat, Pengasih, dan Penyayang terhadap segala makhluk-Nya.

Padazaman jahiliyah , Abu Bakar sudah menjauh dari tradisi dan adat istiadat Jahiliyah. Beliau misalnya, menolak menyembah berhala dan minum anggur. Wilayah ini tidak ada yang mengganggu sejak zaman dahulu kala. Ini merupakan berkah doa Nabi Ibrahim. Tausyiah. Senin, 10 Januari 2022 - 05:15 WIB.
Jakarta - Dalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad oleh Moenawar Khalil, istilah jahiliyah menurut kamus bahasa Arab adalah 'kebodohan'. Mereka yang dimaksud dengan bangsa jahiliyah adalah golongan penyembah patung atau berhala di wilayah Arab, sebelum Islam datang kepada juga dalam buku tersebut, berdasarkan ensiklopedia bahasa Arab, maksud dari jahiliyah adalah keadaan manusia sebelum dibangkitkannya Nabi Muhammad SAW, atau golongan manusia yang hidup sebelum Nabi Muhammad datang. Mereka juga sudah tidak mengikuti pimpinan Nabi Allah yang pernah datang kepada mengutip referensi yang sama, jahiliyah juga adalah bangsa yang berada dalam kebodohan, namun yang dimaksud oleh Islam bukanlah sebuah kebodohan dalam arti "tidak mempunyai pengetahuan, kepandaian, kecerdasan berpikir, atau kecakapan kerja". Maksudnya adalah kebodohan yang kaitannya dengan keimanan terhadap Allah, juga kebodohan dan sifat dungu atas peraturan Allah dan hukum-Nya di alam semesta ini. Istilah jahiliyah juga disebutkan dalam Al-Quran salah satunya dalam Al Ahzab ayat 33وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًاArtinya "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya."Mengutip referensi lain dari buku Jahiliyah Jilid II oleh Muhammad Hendra, sebelum datangnya Nabi Muhammad, bangsa Arab sudah membangun sistem politik, pengetahuan, pemerintahan, dan kebudayaan yang baik. Adapun istilah bangsa jahiliyah sebelum datangnya Nabi, disebutkan identik dengan sifat manusianya yang tidak manusiawi. Karena pada zaman jahiliyah, terkenal dengan kekejaman, peperangan, minum-minuman, foya-foya, dan juga merendahkan derajat seorang sahabat nabi bernama Hudzaifah pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, kita pernah merasakan hidup di zaman jahiliyah yang penuh keburukan, kemudian Allah mengganti masa ini dengan kebaikan datangnya Islam, apakah setelah ini akan datang kembali keburukan-keburukan itu perilaku jahiliyah?" Rasulullah menjawab "Ya, masa itu akan datang kembali lagi."Sehingga secara sosiologis, menurut Prof. Suyuthi Pulungan dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, masyarakat Arab jahiliyah bisa juga diartikan sebagai masyarakat yang tidak harmonis. Ketidakharmonisan itu berdampak luas pada perbuatan negatif yang muncul dan membuat mereka hidup dalam kesesatan dan kezaliman. Kezaliman mereka juga disebabkan oleh rasa ketidak tertarikannya pada agama yang diajarkan oleh Nabi dan Rasul penjelasan mengenai sebab bangsa Arab sebelum mengenal Islam disebut dengan bangsa jahiliyah.
Kedua Wanita mendapatkan jatah waris, beda dengan masa Jahiliyah yang tidak ada jatah sama sekali. Kalau di masa Jahiliyah, anak perempuan tidak mendapatkan jatah waris. Ini adalah efek dari mendapatkan bayi perempuan hingga mesti menahan malu dan hina. Ibnu Katsir menyatakan, orang Jahiliyah menjadikan seluruh jatah waris untuk laki-laki
Uploaded byMuhammad Izzul Hilmi Ibrahim 100% found this document useful 9 votes8K views3 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 9 votes8K views3 pagesAmalan Jahiliah Zaman KiniUploaded byMuhammad Izzul Hilmi Ibrahim Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Sumberilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona. Sebelum kedatangan Islam oleh Nabi Muhammad SAW dikenal dengan zaman jahiliyah. Dalam Islam, periode jahiliyah dianggap sebagai suatu kemunduran dalam kehidupan beragama. Pada saat itu masarakat Arab jahiliyah mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk seperti meminum minuman keras, berjudi, dan menyembah

SyeikhMuhammad ibn Abdul Wahab dalam Masail Al-Jahiliyyah mengatakan, bahwa agama mereka (orang-orang jahiliyah) terbangun oleh beberapa pondasi yang menjadi akar dan pijakan. Yang terbesar diantaranya ialah "TAQLID", yaitu sebuah sistim yang besar yang selalu menjadi tumpuan semua orang-orang kafir, sedari dahulu kala hingga akhir zaman. g4c09Se.
  • 65cy9384l7.pages.dev/427
  • 65cy9384l7.pages.dev/409
  • 65cy9384l7.pages.dev/81
  • 65cy9384l7.pages.dev/122
  • 65cy9384l7.pages.dev/25
  • 65cy9384l7.pages.dev/229
  • 65cy9384l7.pages.dev/101
  • 65cy9384l7.pages.dev/561
  • pada zaman dahulu kala pada zaman jahiliyah